Mengenai Saya

Foto saya
malino, Gowa Sulsel, Indonesia
Selamat Datang di Blog Kpa Spala Gowa. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

SELUK-BELUK LEMBAH TERBUANG

foto pendakian bersama Mt. Kalimbungan+ Lembah Terbuang 25-26 2015
Lembah Terbuang  pada mulanya disebut  masyarakat sekitar dengan nama Peddakia. Kata  peddakia sendiri berasal dari bahasa Konjo atau Bugis Makassar yang berarti tidak rata atau botak. Itu berarti Peddakia dapat diartikan sebagai tempat atau tanah datar yang berada ditengah hutan yang  tidak ditumbuhi pepohonan.
Tapi kebanyakan orang tidak puas dengan alasan diatas khususnya bagi para  penikmat alam bebas, mereka ingin mengetahui lebih rinci seputar tempat tersebut. Salah satunya KPA SPALA GOWA yang merasa tidak puas atas alasan diatas, serta rasa penasaran yang menghinggapi diri menekankan, ditambah lagi ketika mereka menemukan disekitar tempat tersebut sebuah pagar batu yang dianggap sudah berumur  ratusan bahkan  ribuan  tahun, serta banyak ditemukan  pohon markisa. Disaat  itulah  mereka yakin bahwa manusia pernah tinggal ditempat itu.


Dengan rasa penasaran yang terus menghinggapi maka, Kpa Spala, melakukan penyelidikan dan  mencari tahu sejarahnya, dengan cara bertanya pada masyarakat sekitar. Akan tetapi mereka dibuat bingun sebab, jawaban yang diberikan oleh masyarkat bermacam-macam. Ada yang mengatakan bahwa peddakia dulu dijadikan  tempat persembunyian dijaman penjajahan, ada yang mengatakan bahwa tanah dipeddakia mengandung minyak, ada juga yang mengatakan bekas longsor, bahkan ada yang mengatakan  tempat tersebut pernah dijadikan tempat sabung ayam dan  itulah kenapa tidak ditumbuhi pepohonan.


Tapi semua jawaban atau alasan diatas sangat  lemah dan  tidak dapat diterima karena, tidak ada yang dapat dijadikan  bukti, berupa bekas atau benda-benda  peninggalan disekitar tempat peddakia.


Seiring berjalannya waktu, Kpa Spala terus berusaha mencari informasi seputar peddakia yang dapat dipercaya. Hingga pada akhirnya mereka menemukan  titik terang dan  rasa penasaran yang selama ini menghantui mereka hilang, ketika Asri atau biasa dipanggil Gappank sebagai salah satu anggota Kpa Spala yang pernah di Diksaltar di Peddakia, tanpa sengaja menceritakan pengalamannya kepada Neneknya,yang bernama Dg. Tebong waktu melakukan  praktek  navigasi bersama tim kelompoknya, pada waktu itu dia menemukan sebuah Gunung yang tidak jau dari Peddakia. Diapun menanyakan  nama Gunung yang dia temukan  kepada neneknya, dan nama gunung itu adalah BONTO KALIMBUNGAN/BULU’ KALIMBUNGAN. Disaat itupula beliau  menceritakan  kepadanya bahwa ratusan tahun yang lalu, peddakia pernah dijadikan tempat tinggal oleh saudara orang tua neneknya, yang bernama PASSEGAI dan JUMBA nama istrinya. Dan untuk bertahan hidup ditempat itu dia bercocok tanam di lereng Bulu’ Kalimbungan. Akan tetapi sepasang suami istri ini tidak bertahan lama tinggal di Peddakia, karena pada saat pertama kali dia menanam Jagung, masa pertumbuhannya sangat lambat sekali, sebab jagung yang dia tanam bisa di panen saat berumur delapan bulan, padahal jagung biasanya sudah bisa dipanen saat berumur tiga bulan. Kemudian dia menggantinya dengan  menanam Keladi, tapi hasilnya masih tetap sama, masa pertumbuhannya masih tetap lambat, sebab umurnya sudah tujuh bulan tapi daunnya baru tujuh lembar.


Hingga pada akhirnya dia memutuskan untuk pergi meninggalkan Peddakia, karena dia berfikir tidak akan bisa bertahan  hidup ditempat itu lagi, sebab makanan yang tersedia dirumahnya sudah lama habis, dan tidak ada tanaman  lain yang bisa dipanen.


Dengan adanya sejarah diatas, maka Kpa Spala berniat menambah  nama Peddakia menjadi Lembah Terbuang atau Peddakia. Kami sengaja tidak menghilangkan nama peddakia dengan alasan menghargai dan  melestarikan  nama  yang diberikan oleh orang tua kita dulu. Kami juga menambahi nama Peddakia dengan Lembah Terbuang, dengan berbagai alas an. Karena disamping ada sejarahnya yng berkaitan dengan nama yang kami berikan, kami juga ingin memperkenalkan dan mempopulerkan kepada orang-orang, khususnya bagi para pecinta alam, bahwa ditempat kami, tepatnya di Desa Kanreapia, Kec. Tombolopao ada juga tempat yang strategis dijadikan tempat camp, sekaligus tempat pendiksaran.


Kemudian jarak yang ditempuh  menuju  ke Lembah Terbuang, hanya memakan waktu sekitar satu jam. karena jalur yang dipakai adalah jalur Kpa Spala yang tembus ke Gunung Bawakaraeng dan letak Lembah Terbuang, tepat berada di Pos Dua di jalur Kpa Spala. Jadi bagi sahabat alam  yang ingin ke Gunung Bawakaraeng, tidak ada salahnya jika anda mau  mencoba memakai  jalur kami, sekalian anda  bisa camp di Lembah Terbuang untuk menikmati keindahanya dan besoknya anda bisa  melanjutkan perjalanan ke Puncak. Kalau masalah  leader  teman-teman  tidak usah khawatir, karena kami siap menjadi  leader.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar